Harry Potter and the Half-Blood Prince adalah film
keenam dari seri film Harry Potter yang didasarkan pada novel berjudul sama
karya J. K. Rowling. Film ini disutradarai oleh David Yates yang juga
menyutradarai film kelima, The Order
of the Phoenix. Produser film adalah David Heyman dan David Barron[5],
dengan Steve Kloves sebagai penulis skenario film, yang juga menulis skenario
empat film pertama.[6] Pengambilan gambar dimulai pada 24 September
2007 dan film ini dirilis di bioskop-bioskop seluruh dunia pada 15 Juli 2009.
Di Indonesia, film ini dirilis pada 16 Juli 2009.
Film
ini dibuka dengan kesuksesan komersial dan memecahkan rekor pendapatan film
pembukaan terbesar sepanjang masa. Dalam lima hari film ini juga memecahkan
rekor pendapatan lima hari terbesar dari seluruh dunia. Film ini juga
didedikasikan untuk aktor Rob Knox, yang memerankan Marcus Belby dalam film
ini, dan terbunuh pada Mei 2008.
Sinopsis cerita
Khawatir
dengan pengalaman pertemuannya dengan Voldemort di Kementerian Sihir, Harry
Potter merasa enggan untuk kembali ke Hogwarts. Dumbledore mendorongnya untuk
kembali, setelah mengajaknya untuk menemui seorang mantan guru Hogwarts, Horace
Slughorn. Dengan bantuan Harry, ia berhasil membujuk Slughorn agar mau kembali
mengajar di Hogwarts.
Sementara
itu, Pelahap Maut mulai menimbulkan kerusakan baik di kalangan Muggle
(masyarakat manusia biasa non-sihir) maupun Penyihir. Mereka menghancurkan
Jembatan Millennium serta menculik pembuat tongkat sihir Mr. Ollivander dan
menghancurkan tokonya di Diagon Alley.
Bellatrix
Lestrange berhasil membujuk Severus Snape untuk melakukan Sumpah Tak Terlanggar
dengan ibu Draco Malfoy, Narcissa. Sumpah ini memastikan agar Snape melindungi
Draco dan menyelesaikan tugas yang diberikan Voldemort kepada Draco, jika Draco
gagal melakukannya.
Harry,
Ron, dan Hermione, ketika sedang berada di Diagon Alley, mengikuti lalu melihat
Draco memeasuki toko Borgin and Burkes dan mengambil bagian dalam sebuah ritual
bersama kelompok Pelahap Maut. Selanjutnya, ketiga sahabat ini terus mewaspadai
tindak-tanduk Draco.
Di
Hogwarts, sekolah diamankan secara ketat baik oleh pihak sekolah maupun
Kementerian Sihir untuk memastikan agar Pelahap Maut tidak dapat mendekati
sekolah tersebut. Dengan kembalinya Slughorn mengajar Ramuan, Snape kini
mendapatkan posisi untuk mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Profesor
McGonagall mendorong Harry dan Ron untuk mengambil kelas Ramuan, yang kini
diajar Slughorn yang mau menerima siswa dengan nilai OWL yang lebih rendah.
Harry dan Ron, yang tidak membeli buku teks karena tidak menduga bahwa mereka
dapat mengambil kelas itu, dipinjami buku teksnya dari kelas Ramuan.
Buku
pinjaman Harry sudah dibubuhi tulisan-tulisan petunjuk yang lebih tepat untuk
membuat ramuan dan mantra-mantra lain, dan dengan segera membuat Harry menjadi
siswa Ramuan nomor satu melebihi siswa lainnya di kelasnya. Harry menemukan di
sampulnya bahwa buku itu pernah dimiliki oleh “Pangeran Berdarah-Campuran”.
Hermione mencari di perpustakaan namun tidak dapat menemukan apa-apa mengenai
nama ini. Setelah mengikuti petunjuk tulisan ‘Pangeran Berdarah-Campuran’,
Harry kemudian berhasil memenangkan hadiah cairan keberuntungan, Felix Felicis,
dari Profesor Slughorn karena keberhasilannya membuat sebuah ramuan yang sangat
sulit.
Ketika
akan mengikuti pertandingan Quidditch, Ron merasa gugup. Harry berbuat
seolah-olah ia menambahkan cairan keberutungan ke minuman Ron, untuk menaikkan
kepercayaan diri Ron. Akibatnya, Ron sukses besar menjadi kiper Quidditch dari
tim Gryffindor, dan mendapatkan cinta Lavender Brown. Keduanya berciuman di
pesta perayaan kemenangan Gryffindor di Ruang Rekreasi. Hermione yang melihat
ini, lari meninggalkan ruangan itu sambil menangis, diikuti oleh Harry. Kepada
Harry, Hermione mengakui bahwa ia memiliki perasaan kepada Ron dan mengerti
bagaimana perasaan Harry ketika Ginny, yang ditaksirnya, berciuman dengan Dean
Thomas.
Pada
liburan Natal, Harry menghabiskan liburannya bersama keluarga Weasley, sambil berdiskusi
bersama Mr. Weasley, Remus Lupin, dan Tonks mengenai situasi Hogwarts.
Tiba-tiba terjadi serangan Pelahap Maut yang hendak menculik Harry. Mereka
berhasil menggagalkan upaya Pelahap Maut itu, namun rumah keluarga Weasley, The Burrows, meledak dan terbakar.
Kejadian ini menyebabkan Harry menyesali diri karena dialah yang menimbulkan
bahaya kepada orang-orang yang disayanginya.
Dumbledore
mengungkapkan memori Tom Riddle—nama asli Voldemort—melalui Pensieve kepada
Harry, juga memori Slughorn di mana Riddle menanyakan mengenai suatu Sihir
Hitam. Sayangnya memori itu telah diubah Slughorn sehingga tidak diketahui
sihir hitam apa yang dibicarakan Slughorn dengan Riddle. Dumbledore mengatakan
bahwa Slughorn mungkin takut akan konsekuensinya jika pembicaraan ini
terungkap. Dumbledore juga percaya bahwa jika Sihir Hitam yang dibicarakan ini
terungkap, maka mereka akan memiliki jalan untuk mengalahkan Voldemort.
Karenanya, Dumbledore menyuruh Harry untuk berusaha mendekati Slughorn supaya
akhirnya ia mau memberikan memori yang asli.
Dengan
menggunakan cairan keberuntungan Felix Felicis yang dimenangkannya pada awal
tahun masuk sekolah, Harry ‘secara beruntung’ berhasil mempertemukan Slughorn
dengan Hagrid. Keduanya mabuk setelah upacara penguburan laba-laba raksasa
Aragog milik Hagrid, dan Harry berhasil membujuk dan meyakinkan Slughorn untuk
memberikan memori yang sesungguhnya.
Memori
ini mengungkapkan bahwa Riddle menanyakan mengenai Horcrux, sebuah cara dalam
Sihir Hitam untuk membagi jiwa ke dalam Horcrux sehingga pembuatnya tidak dapat
mati selama Horcruxnya tidak dihancurkan. Dumbledore mengungkapkan bahwa Buku
Harian Riddle (yang dihancurkan Harry pada buku kedua) dan sebuah Cincin milik
ibu Voldemort adalah dua dari keenam Horcrux yang dibuat Riddle. Mereka harus
mencari seluruh Horcrux dan menghancurkan semuanya supaya Voldemort dapat
dikalahkan.
Harry
kemudian semakin mencurigai tindak-tanduk Draco, mengikutinya di sekolah, tapi
gagal untuk mengetahui apa yang direncanakan oleh Draco. Harry percaya bahwa
Draco ada dibalik dua upaya untuk membahayakan hidup Dumbledore: yang pertama
melalui kalung mematikan yang dititipkan oleh entah siapa kepada Katie Bell (di
bawah Kutukan Imperius) untuk diberikan kepada Dumbledore sebagai hadiah; yang
kedua melalui sebuah botol minuman Mead beracun yang hendak dihadiahkan
Slughorn, juga terkena kutukan yang sama, kepada Dumbledore. Kejadian yang
kedua ini diketahui secara tidak sengaja ketika minuman itu diminum oleh Ron.
Ron
kemudian dirawat di rumah sakit, dan ketika sedang tidak sadar, ia mengigaukan
nama Hermione di hadapan Lavender, yang langsung patah hati. Setelah insiden
ini, Harry memojokkan Draco di sebuah toilet dan bertarung dengannya di sana.
Harry menggunakan mantera Sectumsempra,
yang pernah dibacanya di buku milik Pangeran Berdarah-Campuran. Mantera itu
dengan hebat melukai dan membahayakan jiwa Draco. Snape tiba dengan segera,
terbawa oleh Sumpah Tak Terlanggarnya, dan menyembuhkan Draco sementara Harry
pergi tergesa-gesa. Ginny meyakinkan Harry untuk menyembunyikan buku itu di
Kamar Kebutuhan untuk menghindarkan dirinya dari menggunakan buku itu lagi. Di
Kamar itu, mereka menemukan Lemari Penghilang, yang sedang diusahakan
perbaikannya oleh Draco, namun baik Harry maupun Ginny sama sekali tidak
menyadari mengenainya. Ginny menyembunyikan buku itu dan kemudian berciuman
dengan Harry.
Dumbledore
mengajak Harry untuk membantunya menemukan salah satu Horcrux lainnya, di
sebuah tempat yang baru diketahuinya. Keduanya ber-apparate ke sebuah tebing tepi laut, dan masuk ke sebuah gua
tempat Horcrux itu disembunyikan. Di tengah-tengah danau di dalam gua itu
terdapat sebuah pulau kristal kecil, dan mereka menemukan sebuah ceruk berisi
cairan beracun yang di dasarnya terdapat Horcrux itu. Untuk dapat mengambil
Horcruxnya, cairan itu harus diminum. Dumbledore menyuruh Harry untuk memaksa
dirinya tetap minum cairan beracun itu, karena ia mengetahui bahwa cairan itu
dapat mengubah pikiran. Dumbledore menghabiskan cairan beracun itu dengan
dibantu-paksa diminumkan oleh Harry. Setelah habis, sementara Dumbledore
memulihkan diri dari cairan itu, Harry meraih Horcrux yang berbentuk kalung
liontin potret. Saat itu, sangat banyak Inferi (mayat hidup) bergerak dari
dasar danau dan menyerang mereka. Dumbledore berhasil kembali ke kesadarannya
tepat pada waktunya dan membakar semua Inferi itu, lalu keduanya ber-apparate
kembali ke Menara Astronomi di Hogwarts.
Dumbledore,
yang masih lemah akibat minum cairan beracun itu, menyuruh Harry untuk
memanggilkan Snape. Namun sebelum Harry sempat pergi, terdengar langkah-langkah
kaki dan Dumbledore menyuruh Harry untuk bersembunyi di sisi bawah tingkap
Menara itu. Suara langkah kaki itu ternyata adalah Draco, yang bersiap untuk
membunuh Dumbledore atas perintah Voldemort, tetapi—dari dalam dirinya—ia tidak
dapat melakukannya. Sementara itu, Lemari Penghilang telah berhasil diperbaiki
sehingga Bellatrix dan para Pelahap Maut lainnya berhasil memasuki Hogwarts
melalui Lemari pasangannya di toko Borgin and Burkes, dan menggabungkan diri
dengan Draco di Menara berhadapan dengan Dumbledore. Snape secara diam-diam
datang melalui tingkap bawah tempat Harry bersembunyi, memberi isyarat agar
Harry tetap diam, lalu naik ke atas dan bergabung dengan Pelahap Maut lainnya.
Snape lalu melontarkan kutukan Avada Kedavra terhadap Dumbledore yang langsung
membunuhnya. Kutukan itu menghantam Dumbledore dan melempar tubuh Dumbledore
jatuh ke bawah dari sisi Menara. Snape, Draco, dan Pelahap Maut lainnya
meninggalkan sekolah, Bellatrix melontarkan lambang Pelahap Maut ke atas
sekolah, lalu menghancurkan Aula Besar, dan membakar pondok Hagrid sambil
tertawa riang.
Harry
berusaha untuk menghentikan mereka, dan menyerang Snape menggunakan mantera Sectumsempra. Namun Snape menangkis
mantera itu dan berhasil menjatuhkan Harry. Sebelum pergi, Snape mengatakan
bahwa dialah pencipta mantera Sectumsempra
dan bahwa dialah ‘Pangeran Berdarah-Campuran’ itu.
Para
staf guru dan murid-murid Hogwarts berkabung atas kematian Dumbledore dan Ginny
menghibur Harry atas kejadian itu. Ketika ditanya, Harry sama sekali menolak
untuk mengatakan kepada Profesor McGonagall mengenai apa yang dilakukannya
bersama Dumbledore.
Belakangan,
Harry mengungkapkan kepada Ron dan Hermione bahwa Horcrux yang ditemukannya
bersama Dumbledore itu adalah palsu, berisikan sebuah pesan dari “R.A.B.” yang
menyatakan bahwa R.A.B. ini telah mengambil Horcrux itu dan berharap agar
Voldemort tidak lagi dapat hidup abadi. Harry memberi tahu kedua rekannya bahwa
ia tidak akan kembali ke sekolah pada tahun yang akan datang, dan sebaliknya
akan mencari R.A.B. dan Horcrux-Horcrux lainnya supaya Voldemort pada akhirnya
dapat dibinasakan. Ron dan Hermione mengingatkan Harry bahwa mereka adalah
sahabat-sahabatnya dan mereka akan turut pergi bersama Harry dalam misinya itu.
Film
ini diakhiri dengan ketiga sahabat itu melihat Fawkes, burung Phoenix milik
Dumbledore, terbang menjauh dari batas sekolah Hogwarts.
Pemeran
- Daniel Radcliffe
sebagai Harry Potter. Harry Potter sekarang memasuki tahun keenam di
Hogwarts, pada periode dunia penyihir dalam peperangan.
- Rupert Grint
sebagai Ron Weasley, salah satu sahabat Harry.[5] Walaupun ia
jelas-jelas menunjukkan ketertarikan dengan Hermione, ia juga berkencan
dengan Lavender Brown yang belakangan diabaikannya.
- Emma Watson sebagai Hermione
Granger, salah satu sahabat Harry, yang memiliki perasaan kepada Ron
dan menjadi cemburu terhadap Lavender Brown.Watson berniat untuk tidak
turut dalam film keenam, tapi akhirnya memutuskan bahwa “plusnya lebih
banyak daripada minusnya” dan tidak dapat melihat orang lain yang
memerankan Hermione.
- Jim Broadbent sebagai Horace
Slughorn, mantan guru Ramuan Hogwarts yang setuju untuk kembali
mengajar. Broadbent menyatakan kostum-kostumnya “tebal-tebal” dan
karakternya seperti “komik”,[10] sementara Radcliffe mencatat
bahwa “tragedi [Slughorn] akan lebih besar ketimbang komedinya”.[11]
- Helena Bonham
Carter
sebagai Bellatrix Lestrange, salah satu Pelahap Maut utama
Voldemort, kakak dari Narcissa Malfoy dan bibi dari Draco. Peran karakter
ini di film lebih besar ketimbang di buku aslinya.[6]
- Robbie Coltrane sebagai Rubeus
Hagrid,[6] pengawas binatang di Hogwarts dan guru
Pemeliharaan Satwa Gaib di sekolah itu, serta merupakan teman pertama
Harry di dunia sihir.
- Tom Felton sebagai Draco
Malfoy, pesaing Harry, yang dicurigai Harry memiliki tugas dari
Voldemort. Draco adalah putra dari Lucius dan Narcissa Malfoy, dan
keponakan dari Bellatrix Lestrange.
- Michael Gambon sebagai Albus
Dumbledore. Seorang penyihir legendaris dan kepala sekolah Hogwarts.
Pengungkapan mengenai seksualitas Dumbledore membawa Gambon bergaya
seperti kebanci-bancian di sekitar set film ketika sedang tidak ada
pengambilan gambar,tetapi penampilannya di layar film tetap tidak berubah
seperti film-film sebelumnya.
- Helen McCrory sebagai Narcissa
Malfoy, ibu Draco dan adik perempuan Bellatrix. McCrory pada mulanya
terpilih sebagai pemeran Bellatrix Lestrange dalam Order of the Phoenix, tetapi terpaksa mundur karena sedang
hamil.[14] Naomi Watts juga sebelumnya dilaporkan menerima
peranan ini,[15] tapi ditolak oleh agennya.
- Alan Rickman sebagai Severus
Snape,[6] sebelumnya guru Ramuan, tapi akhirnya berhasil
mencapai cita-citanya sebagai guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam.
- Maggie Smith sebagai Minerva
McGonagall,guru Transfigurasi, deputi kepala sekolah Hogwarts, dan
kepala Gryffindor. McGonagall adalah salah satu anggota Orde Phoenix.
- Timothy Spall sebagai Peter
Pettigrew, mantan kelompok teman ayah Harry, James, yang mengkhianati
mereka kepada Voldemort. Sekarang menjadi salah satu Pelahap Maut utama
Voldemort, walaupun ilmu sihirnya lemah. Ia memiliki nama panggilan
“Wormtail”.
- David Thewlis sebagai Remus
Lupin,mantan guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Lupin adalah seorang
serigala jadi-jadian (werewolf)
dan anggota dari Orde Phoenix.
- Julie Walters sebagai Molly
Weasley, ibu Ron dan Ginny. Ia menganggap Harry sebagai salah satu
putranya.
- Bonnie Wright sebagai Ginny Weasley, adik Ron, sekarang tahun kelima di Hogwarts, dan berpacaran dengan Harry. Selain di Chamber of Secrets, ini adalah pertama kalinya karakter ini diberi peranan yang sama besarnya sesuai dengan di buku.
Pemeran
lainnya:
- Hero
Fiennes-Tiffin
dan Frank Dillane berperan sebagai Tom Riddle, anak yang
kelak menjadi Lord Voldemort, pada usia sebelas dan remaja.Tiffin adalah
keponakan dari Ralph Fiennes, yang memerankan Voldemort dewasa di film
keempat dan kelima. Christian Coulson, yang memerankan
Riddle di Chamber of Secrets,
sebelumnya menyatakan keinginannya untuk turut dalam film ini,[20]
namun Yates menyatakan bahwa Coulson sudah terlalu tua, hampir 30 tahun,
untuk dapat memerankan Tom Riddle remaja.
- Jessie Cave sebagai Lavender
Brown, pacar baru Ron. Watson menggambarkan Jessie Cave sebagai
“pemeran yang sempurna,”[22] walaupun Cave tidak menghadiri
audisi terbukanya.
- Dave Legeno sebagai Fenrir
Greyback, seorang serigala jadi-jadian (werewolf) kejam yang sangat ditakuti di dunia sihir.
- Fadil Sufari sebagai Grawp,
saudara dari Hagrid yang masih ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar